02 Desember 2008

FINAL GRAND PRIX SCUA 2008 : PERTARUNGAN PARA JUARA JUNIOR INDONESIA (1/2)


SEBUAH event baru yang sepertinya perlu dicermati terlahir dari gagasan para petinggi Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Pusat untuk memacu motivasi para pecatur junior Indonesia – atau lebih tepatnya lagi: untuk menguji kemampuan para juara Kejurnas Catur Junior 2008 KU-18 kebawah – bahwa predikat juara bukanlah akhir dari pencapaian prestasi. Prestasi yang telah dicapai seyogyanya terus dipertahankan dan ditingkatkan tanpa mengenal lelah! Sudah banyak terjadi, para juara junior Indonesia ketika beranjak semakin dewasa usianya, malah merosot prestasinya...

Acara yang menarik perhatian para pecatur junior ini “nyelonong” masuk di saat kita sedang memfokus berita puncak Olimpiade Catur ke-38/2008 di Dresden Jerman. Memang ini sebuah ajang yang bagus untuk pembinaan dan pengembangan bibit-bibit pecatur unggul Indonesia, namun terkesan sangat mendadak. Untuk kedepannya panitia pelaksana hendaknya mempertimbangkan juga “timing”, karena di beberapa sekolah saat-saat ini tengah/hendak dilaksanakan ulangan umum/mid-test.

Yang patut diacungi jempol adalah semangat dan antusiasme para pecatur junior yang hadir dan tidak gentar mengikuti Final Grand Prix SCUA 2008 ini, yang menurut Direktur SCUA – Kristianus Liem – bobotnya tidak kalah dengan Perang Bintang Junior yang pernah digelar juga oleh SCUA beberapa waktu yang lalu. (Di Eropa, ajang serupa telah menjadi agenda Federasi Catur Eropa bekerjasama dengan Federasi Catur Internasional – FIDE, dimana para juara junior dari berbagai kejuaraan/negara diadu satu sama lain di sebuah ajang yang berlabel European Youth Chess Championship --- yang juga bisa dibaca di berita dunia Indochess: WWCC 2008 Nalchik bagian ke 2/10)

Di kelompok putra, dari 40 undangan, yang hadir 30 peserta (75%). Di kelompok putri, dari 28 undangan, yang hadir 14 peserta (50%). WFM baru Indonesia: Dewi AA Citra, dengan berat hati tidak jadi ikut bertanding, karena ortu-nya di Kalimantan sudah rindu berat (maklum, sekitar dua minggu sebelum Olimpiade, Dewi Citra sudah meninggalkan Tarakan untuk mempersiapkan diri di Jakarta, jadi hampir sebulan dia “dilepas” sama ortunya. Untung pulangnya dia menggondol gelar WFM, jadi ada oleh-oleh yang bisa dibanggakan ke ortu, bahkan ke Pemerintah Daerah dan masyarakat catur Kalimantan Timur pada umumnya dan kota Tarakan pada khususnya). Menurut sang penjemput, Rusdyanto Rasyid, tiket pesawat Dewi Citra sebenarnya sudah dibooking untuk pulang tanggal 2 Desember 2008. “Jadi terpaksa hangus satu tiket nih!” kata Rusdyanto Rasyid ikut menyesal. Padahal Citra pengennya ikut tanding dulu baru pulang...

PERTARUNGAN SENGIT PECATUR-PECATUR JUNIOR di AKHIR NOVEMBER
(Jalannya pertandingan dipimpin oleh wasit Adji Hartono WN dengan Inspektur Pertandingan H. M. Jafar Saragih WI) Di kelompok putra, 30 peserta yang hadir adalah para pecatur “pelanggan” juara di turnamen-turnamen catur junior dan juga di turnamen-turnamen catur untuk para senior non-master. Bahkan beberapa nama yang sudah bergelar MN dan MP mulai sering “dicekal” saat hendak mengikuti turnamen-turnamen yang diperuntukkan non-master, antara lain: MN Kaisar Jenius Hakiki, MN Yusuf Maulana, CM Farid Firmansyah, CM Rezon Yanuar, MP Olrenzo D. Johan, MP M. Satibi, MP Nicolas Rahman, dan si cabe rawit MN Masruri Rahman. Di Final Grand Prix SCUA 2008 ini mereka juga termasuk unggulan, jadi mari kita amati saja sepak-terjang mereka.
Kejutan langsung terjadi di babak pertama (dari 6 babak sistem Swiss) yang dimulai pada hari Jumat tanggal 28 November sekitar pukul 14.00 WIB. Di meja 4, MN Yusuf Maulana “pagi-pagi” dipecundangi oleh Steven Walansendouw yang belakangan ini bermain untuk provinsi KEPRI! Sementara unggulan yang lain masih lancar mendulang angka. Di babak ke-2, di meja 1 MP Nicolas Rahman ditaklukkan oleh CM Farid Firmansyah yang sepertinya tidak mengenal lelah sepulang dari Olimpiade, sementara MN Masruri Rahman ditahan remis Ridwan Kurnia. Unggulan yang lain masih lancar memperoleh tambahan 1 angka kemenangan.
Di babak ke-3 yang berlangsung hari Sabtu tanggal 29 November 2008 mulai pukul 13.00 WIB, pertarungan sengit tak terhindarkan. Di meja 1 CM Farid Firmansyah ternyata merasakan kelelahan juga sehingga dikalahkan oleh MN Kaisar Jenius. Di meja 2 MP M. Satibi dibekuk oleh CM Rezon Yanuar, di meja 4 giliran Steven Walansendouw ditekuk oleh MP Olrenzo Diary Johan, sementara di meja 3 MN Masruri Rahman lagi-lagi ditahan draw oleh MP Samuel Siahaan. Di babak ke-4 yang dimulai pada pukul 18.00 WIB (menjelang malam mingguan), terjadi kejutan lagi di meja 1: MN Kaisar Jenius ditaklukkan CM Rezon Yanuar! Kini hanya Rezon satu-satunya peserta yang memperoleh full-point. Di meja 2, MP Olrenzo D. Johan dipatahkan perlawanannya oleh CM Farid Firmansyah yang tampaknya mulai “panas” meski sudah agak terlambat, sementara di meja 3 untuk ketiga kalinya MN Masruri Rahman ditahan draw, kini oleh Rian Ramadani.
Di babak ke-5 yang dimulai pukul 09.00 WIB hari Minggu tanggal 30 November 2008, di meja 1 lagi-lagi CM Rezon Yanuar memelantingkan Gelar Segara Dwitama yang tiba-tiba menyodok ke papan atas. Rezon kini unggul 1 poin penuh diantara para pengejarnya. Di meja 2 Rian Ramadani dibekuk oleh MN Kaisar Jenius yang agaknya geram dan enggan kalah lagi, di meja 3 CM Farid Firmansyah yang sudah telanjur panas menghempaskan MP Samuel Siahaan, di meja 4 tanpa terduga MP M. Satibi ikut menyodok ke peringkat atas dengan membekuk MP Olrenzo D. Johan, sementara di meja 5 Sumardi Saidul Ula dipaksa turun lagi ke papan tengah oleh MN Masruri Rahman yang agaknya sudah bosan draw-draw melulu.
Babak ke-6 atau babak terakhir dimulai pukul 14.00 WIB. Di meja 1 CM Rezon Yanuar yang sudah unggul 1 poin diantara 3 pesaing terdekatnya: CM Farid Firmansyah, MN Kaisar Jenius Hakiki, dan MP M. Satibi, tanpa kesulitan memaksakan draw pada lawannya: CM Farid Firmansyah. Dengan hasil draw Rezon Yanuar sudah bisa dipastikan akan tampil sebagai juara. Di meja 2 MN Kaisar Jenius tidak memberi ampun pada MP M. Satibi. Di meja 3 MN Yusuf Maulana yang berupaya menembus peringkat atas ternyata ditahan draw oleh si jago draw pada event ini: MN Masruri Rahman, sehingga peringkat MN Yusuf Maulana terpental balik ke pertengahan, beruntung masih kebagian hadiah...

Ranking Akhir Final Grand Prix SCUA 2008 – Kelompok Putra.
Rank. Name Score WP/Bucholz SB PS (Hadiah)
1. Rezon Yanuar CM 5.5 22.0 19.75 20.5 (Rp 1.500.000)
2. Kaisar Jenius Hakiki MN 5.0 21.0 15.50 18.0 (Rp 1.250.000)
3. Farid Firmansyah CM 4.5 23.0 15.25 16.5 (Rp 1.000.000)
4. M. Satibi MP 4.0 23.5 13.00 16.0 (Rp 750.000)
5. Masruri Rahman MN 4.0 19.0 12.25 14.5 (Rp 500.000)
6. Gelar Segara Dwitama MP 4.0 21.5 12.50 13.0 (Rp 300.000)
7. Abed Nego S 4.0 13.0 7.00 12.0 (Rp 300.000)
8. Samuel Siahaan MP 3.5 19.0 9.75 14.0 (Rp 300.000)
9. Olrenzo D. Johan MP 3.5 20.0 10.00 13.5 (Rp 300.000)
10. M. Rafi Nugraha 3.5 19.5 10.75 13.0 (Rp 300.000)
11. Ridwan Kurnia 3.5 18.0 9.50 13.0 (Rp 200.000)
12. M. Yusuf Maulana MN 3.5 18.5 9.50 11.5 (Rp 200.000)
13. Azarya Jodi Setyaki MP 3.5 18.5 8.75 11.5 (Rp 200.000)
14. Rian Ramadani 3.0 21.5 8.75 14.0 (Rp 200.000)
15. Steven Walansendouw 3.0 17.5 7.75 11.0 (Rp 200.000)
16. Denis Devara Jingga 3.0 17.5 7.00 10.0
17. Nicolas Rahman MP 3.0 17.0 7.25 9.5
18. Luth Samsiyawal 3.0 17.5 6.50 9.0
19. Sumardi Saidul Ulla 2.5 21.0 6.25 10.5
20. Benhart Pasaribu 2.5 19.0 6.50 9.0
21. Muhammad Firmansyah 2.5 12.5 3.25 6.5
22. Kurniawan Dwi Saputra 2.5 15.0 3.75 6.0
23. Paskasius Barata 2.5 15.5 4.25 6.0
24. M. Kevin Suryadi 2.0 20.0 7.00 10.0
25. Ranu Dirjo Dwiadi MP 2.0 20.0 4.00 9.0
26. Arief Rahman 2.0 13.5 2.00 4.0
27. Surya Setiawan 1.5 12.5 1.50 5.0
28. Martinus Adjie Pamungkas 1.5 14.0 2.00 4.0
29. Mukti Bawono 1.0 13.5 0.50 2.0
30. Prahaya Gilang Pamungkas 0.5 16.0 1.25 2.5

Di kelompok putri, 14 peserta yang hadir dan bertanding bisa disebut pecatur-pecatur junior putri divisi satu. Divisi utama junior putri – yang nantinya mau tidak mau akan berhadapan dengan para seniornya (termasuk WIM Irene Kharisma Sukandar) – meski belum sepenuhnya terbentuk, sudah ada beberapa nama yang bisa dicatat, antara lain: MNW Regisa Hauna (Jabar), Andri Setianingsih (Jateng), Bulan Indah Firmanthy (Jabar), MNW Dewi AA Citra (Kaltim), MNW Yemi Jelsen (Jambi), Estheria (Jabar), dan MNW/WCM Chelsie Monica Sihite (Kaltim). Nama yang terakhir akan diujicoba dwitarung menghadapi unggulan pertama divisi satu saat ini: MPW Medina Warda Aulia (DKI Jakarta), yang beritanya akan kami tampilkan di bagian 2/2.
Seperti yang pernah dikatakan GM Sergey Shipov saat mengomentari Women’s World Chess Championship 2008: betapa sulitnya memahami permainan catur kaum wanita, terbukti benar saat kita menyaksikan langsung pertandingan catur antar wanita/putri – terlebih para juniornya. Seorang pecatur junior putri dengan posisi unggul, saat kita tinggal beberapa saat untuk jalan-jalan melihat pertandingan di meja yang lain, tak jarang hasil akhirnya draw atau bahkan malah kalah. Seorang pemain yang berada di posisi kalah, saat kita tinggal ngobrol dengan kenalan di luar ruang pertandingan atau ke kamar kecil, kadang bisa membuat kejutan dengan memenangkan pertandingannya!

Pada hari pertama, Jumat 28 November 2008, belum terlihat nama-nama yang memiliki prospek cerah. Pada hari ke-dua di babak ke-3, mulai terlihat ada 2 pemain yang mengumpulkan full-point, yaitu Virda Rizka Aulia dan Nyimas Sonya. Keduanya berhadapan di meja 1. Akhirnya Virda yang memegang buah putih berhasil menghempaskan Nyimas Sonya. Di babak ke-4, Angela Tri Kurnia menyodok ke papan atas dan menantang Virda. Ternyata Virda tetap kokoh mempertahankan posisinya sebagai pimpinan peringkat sementara, dan Angela digusurnya balik ke papan tengah.
Di babak ke-5 yang dimulai pukul 09.00 WIB hari Minggu tanggal 30 November 2008, Virda Rizka Aulia yang telah mengumpulkan 4 poin, akan dijajal kemampuannya oleh pesaing terdekatnya yaitu Inti Intishar yang telah mengumpulkan 3 poin. Agaknya hari ini Virda tidak segarang kemarin-kemarin, dia memilih mengamankan peringkatnya dengan bermain draw. Sementara di meja 2 Nyimas Sonya yang sudah kembali bangkit dan mengumpulkan 3 angka, ternyata digebuk lagi oleh Nuansa Emeralda yang mengantungi 2½ angka.
Di babak ke-6 atau babak terakhir, tinggal Nuansa Emeralda dengan poin 3½ yang akan menantang Virda Rizka yang telah mengumpulkan poin 4½. Memegang buah hitam, Virda tidak mau mengambil resiko, dan hasil daw pun disepakati keduanya. Dengan hasil draw sudah jelas Virda Rizka akan tampil sebagai juara, sementara Nuansa juga tidak terlalu tergelincir ke peringkat bawah. Di meja 2 Inti Intishar dengan poin 3½ berhadapan dengan Maria Shanti Swastika yang tertatih-tatih mengumpulkan poin 3, dan pertandingan keduanya juga draw. Di meja 3 Julisa Pasaribu yang juga tertatih-tatih mengumpulkan poin 3, harus mengakui keunggulan Nyimas Sonya yang sama-sama poin 3. Julisa terpelanting, sedangkan Nyimas Sonya bertahan di peringkat atas. Di meja 4 Angela Tri Kurnia dengan poin 2½ tanpa ampun membekuk Francisca Fortunata yang sudah bersusah-payah mengumpulkan poin 3. Angela menyusup ke sepuluh besar, sementara Francisca berdebar-debar menunggu hasil ranking akhir...

Ranking Akhir Final Grand Prix SCUA 2008 – Kelompok Putri
Rank. Name Score WP/Bucholz SB PS (Hadiah)
1. Virda Rizka Aulia 5.0 19.5 15.50 19.5 (Rp 1.000.000)
2. Inti Intishar 4.0 21.0 13.50 15.0 (Rp 750.000)
3. Nyimas Sonya NMS 4.0 19.5 10.50 15.0 (Rp 500.000)
4. Nuansa Emeralda 4.0 18.0 10.50 12.0 (Rp 300.000)
5. Angela Tri Kurnia Sari MPW 3.5 22.5 12.50 13.5 (Rp 300.000)
6. Maria Shanti Swastika 3.5 18.0 9.50 12.0 (Rp 200.000)
7. Francisca Fortunata H. 3.0 20.0 8.75 12.0 (Rp 200.000)
8. Lintang Wulandari 3.0 16.0 4.50 11.0 (Rp 200.000)
9. Julisa Pasaribu 3.0 22.0 10.25 10.0 (Rp 200.000)
10. Eka Yunita Dian P. 3.0 16.0 5.00 10.0 (Rp 200.000)
11. Angela N. Renggalis 2.0 13.0 2.50 5.0
12. Puti Megitasari 1.0 14.5 1.75 5.0
13. Ameliasih MPW 1.0 15.0 2.75 4.0
14. Nyimas Shieta PCMS 1.0 17.0 1.50 2.0


Teks Foto
1,2. Suasana pertandingan di kelompok putra.
3. Suasana pertandingan di kelompok putri.
4. Kalau Ibu-ibu sih boleh duduk-duduk di dalam ruang pertandingan, asal tidak ribut ngrumpi. Kalau Bapak-bapak mending ngintip lewat kaca dari luar, karena anak-anak justeru sering grogi kalau ditonton oleh bapaknya (apalagi kalau bapaknya tanpa sadar berdecak kesal, maka buyar sudah konsentrasi si anak).
5. MN Kaisar Jenius Hakiki berhadapan dengan CM Rezon Yanuar di babak ke-4.
6. Angela Tri Kurnia berhadapan dengan Virda Rizka Aulia di babak ke-4.
7. Peringkat 6 s/d 15 kelompok putra, mohon dipelototin sendiri masing-masing. Yang jelas di tengah-tengah itu namanya Om Kristianus Liem – Direktur SCUA, sedang yang cantik paling kanan namanya Tante Lisa Lumongdong – Ketua Panitia Pelaksana.
8. Lima besar kelompok putra, dari kiri: MN Masruri Rahman (peringkat 5), MP M. Satibi (peringkat 4), Om Kristianus Liem, CM Farid Firmansyah (Juara 3), MN Kaisar Jenius Hakiki (Juara 2), CM Rezon Yanuar (Juara 1), dan wasit Adji Hartono WN.
9. Sepuluh besar kelompok putri, tolong dicari sendiri ya wajahnya. Yang paling ganteng semua pasti sudah tahu namanya.
(Foto-foto dari Kristianus Liem, layout Henry Hendratno)
Facebook
0 Blogger